Sunscreenmerupakan zat untuk melindungi kulit terhadap paparan sinar matahari, terutama sinar ultraviolet. Zat yang berasal dari sunscreen ini dibutuhkan oleh mereka yang memiliki kulit yang sangat peka terhadap sinar ultraviolet matahari. Sebagai orang yang hidup di negara tropis yang selalu disinari oleh sinar matahari, tentunya Anda Yangtermasuk ciri-ciri makhluk hidup adalah bernapas, bergerak, makan, mengeluarkan zat sisa, tumbuh, berkembangbiak, peka terhadap rangsang dan beradaptasi. 1.Bernapas Yaitu proses mengambil atau menghirup O2 dan mengeluarkan CO2 ( karbondioksida ) , Oksigen di dalam tubuh manusia digunakan untuk proses oksidasi, yaitu proses pembakaran Mikrobasama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. a. Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada suhu 60 o C selama 10-20 menit. b. Tahan Anaerob adalah mikroorganisme yang hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas. Meskipunsebagian besar makhluk hidup membutuhkan radiasi matahari untuk hidup, terlalu banyak paparan radiasi dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan makhluk hidup. Lapisan ini berguna untuk menangkap radiasi ultraviolet yang dapat menembus lapisan pelindung organisme—seperti kulit—kemudian merusak molekul DNA pada tumbuhan dan hewan. Jadimakhluk hidup mempunyai ciri peka terhadap rangsangan. Dampaknya tidak akan tersaringnya sinar ultraviolet oleh lapisan ozon sehingga kulit mudah terbakar, timbul kanker kulit, lensa mata mudah terkena katarak, fotosintesis terganggu. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas), termasuk di FisikaNaisha Pratiwi — September 26, 2021 3:19 am Comments off. Radiasi adalah proses fisik emisi (output) dan propagasi (perpindahan) energi melalui partikel bergerak atau gelombang elektromagnetik. Proses ini dapat berlangsung di media material atau di ruang (vakum). Contoh-contoh dari radiasi yang dikenal dan dikomentari adalah: alfa rio0r. Foto Warga menggunakan payung untuk menghindari paparan sinar matahari di Jakarta, Senin 17/4/2023. CNBC Indonesia/Tri Susilo Jakarta, CNBC Indonesia - Cuaca panas melanda Indonesia dan beberapa negara lainnya belakangan ini. Badan Meteorologi dan Klimatologi BMKG dalam unggahannya di Instagram menunjukkan, sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami tingkat indeks Ultraviolet UV tinggi, bahkan sangat tinggi dan ekstrem diketahui, ada 3 jenis sinar ultraviolet, yakni UV-A, UV-B dan UV-C. Yang membedakannya adalah panjang gelombang, di mana UV-A yang paling panjang sedangkan UV-C paling UV-C tidak sampai ke bumi, tertahan oleh lapisan atmosfer, sementara UV-B dan UV-A mampu menembus sinar UV-A mampu menembus lapisan terdalam kulit manusia dermis, sementara UV-B hanya mampu sampai lapisan kulit luar epidermis. Artinya, sinar UV-A lebih berbahaya ketimbang selamanya sinar UV itu berdampak buruk, bahkan tubuh kita memerlukannya sebagai sumber vitamin D. Oleh sebab itu, banyak yang menyarankan untuk berjemur selama 5 sampai 20 waktu yang tepat, masih menjadi perdebatan, ada yang menyebut pada pagi dan sore hari, ada yeng menyebut antara pukul 10 pagi sampai 3 sore. Semua tergantung dari lokasi yang bisa berbeda-beda setiap tersebut akibat jenis sinar UV yang mendominasi pada waktu-waktu tertentu. Adapun dampak buruk dari terpapar sinar UV yang berlebihan, yakni bisa menyebabkan kulit terbakar atau bisa juga merusak mata hingga menurunkan kekebalan tubuh. Yang paling parah tentunya bisa menyebabkan kanker studi yang dipublikasikan di jurnal Science Advance pada Januari lalu menyebutkan radiasi sinar UV menyebabkan kepunahan massal di dunia sekitar 250 juta tahun yang lalu. Saat itu, lebih dari 80% makhluk hidup di laut dan darat punah, sekaligus menjadi akhir Periode tersebut menunjukkan ada peran besar dari radiasi sinar UV-B terhadap kepunahan tersebut. Erupsi gunung membuat lapisan ozon di atmosfer menipis yang membuat sinar UV-B mudah menembus masuk ke bumi. Hal ini terungkap dari fosil butiran serbuk sari tumbuhan yang ditemukan di Tibet."Tanaman membutuhkan sinar matahari untuk fotosintesis, tetapi juga perlu melindungi diri terutama serbuk sari dari efek berbahaya sinar radiasi," kata Dr. Barry Lomax penulis studi tersebut dari University of Nottingham, sebagaimana dilansir Independent, pertengahan Januari Lomax menyebut tanaman merespons UV-B dengan memuat dinding luar butiran serbuk sari dengan senyawa yang berfungsi seperti tabir surya, sehingga melindungi sel yang rentan untuk kesuksesan yang ditimbulkan dari paparan UV-B juga disebut memperburuk pemanasan global saat itu. Kemudian tanaman menjadi sulit dicerna, hal ini memperburuk kondisi hewan pemakan tumbuhan hingga akhirnya terjadi kepunahan massal."Studi ini memberikan bukti empiris paparan UV lebih tinggi pada saat kepunahan massal Permian. Paparan radiasi susah disebutkan sebagai skenario kepunahan massal sebelumnya, tetapi baru kali ini hal itu benar-benar dapat dibuktikan," kata Vivi Vajda, ahli paleobiologi di Museum Sejarah Alam Swedia, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, sebagaimana dikutip Eos pertengahan Februari INDONESIA RESEARCH[email protected] pap/pap [GambasVideo CNBC]

makhluk hidup yang paling peka terhadap sinar ultraviolet adalah